COVID 19, Learning From Home, mahasiswa PEPI memanfaatkan Alsintan

By Admin


nusakini.com - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menaruh harapan besar bahwa kemajuan pertanian di masa depan berada di pundak generasi muda milenial. Di tangan Pemuda tani milenial akan tercipta inovasi, kreasi dan kreatifitas yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan pertanian.

Sementara itu dalam Program strategis Konstratani, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi menunjuk 7 Polbangtan yang tersebar di seluruh Indonesia, yaitu Polbangtan Medan, Polbangtan Bogor, Polbangtan Yogyakarta Magelang, Polbangtan Malang, Polbangtan Gowa, Polbangtan Manokwari, dan Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI) untuk menurunkan mahasiswanya. DAlam Progran strategis Konstratani mahaisiswa turut dilibatkan dalam pendampingan Bersama Balai Penyuluhan Pertanian/Gapoktan/Kelompok Tani. Pendampingan dan pengawalan mahasiswa tersebut berintegrasi dengan proses pembelajaran mata kuliah PKL yang dilakukan selama Learning From Home (LFH).

Meski pandemi Covid-19 masih melanda, Kementan melalui BPPSDMP tetap menjalankan kegiatan pembelajaran mahasiswa melalui metode daring (online) Learning From Home (LFH). kemudian tetap melaksanakan kegiatan mahasiswa di lapangan mendampingi petani dan penyuluh untuk beraktivitas memproduksi pangan.

“Sistem pembelajaran jarak jauh merupakan langkah yang ditempuh Pendidikan Pertanian menuju sistem edukasi dalam penerapan industry 4.0. Kebijakan untuk melakukan Elearning secara online mengacu pada maklumat pemerintah tentang larangan untuk berkumpul dan penerapan physical distancing untuk mencegah penyebaran Covid-19”, Tegas Dedi.

Pertanian harus tetap produktif dan berproduktivitas untuk menghasilkan ketersediaan pangan bagi 267 juta penduduk Indonesia. diharapkan melalui pendampingan dan pengawalan mahasiswa PEPI di Kostratani, bersama BPP/Gapoktan/Kelompok Tani ditengah penyebaran wabah Covid-19, dapat turut membantu petani menjaga stok pangan di Indonesia aman.

Selain tenaga medis, pertanian merupakan garda depan dalam upaya pencegahan Covid-19. Jika ketersediaan dan kebutuhan pangan terpenuhi, imunitas tubuh masyarakat akan terjaga sehingga mampu melawan Covid-19.

Selanjutnya, beliau menerangkan mahasiswa harus dapat membantu petani membuat terobosan inovasi dengan membangun bisnis sistem. Mahasiswa harus membantu menjadi tangan perantara antara petani dan system aplikasi pemasaran, mengoleksi produk-produk dari kelompok tani, membantu petani mendapatkan harga terbaik dengan rantai pemasaran yang efisien sehingga distribusi hasil bisa di rasakan manfaatnya dengan melibatkan platform ojek online.

Disisi lain, Mardison S menyatakan mahasiswa Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia sudah aktif dalam pendampingan dalam penggunaan dan perbaikan alsintan sebagai bekal pendampinagn pada program strategis Konstratani . di masa pandemi Covid19, petani adalah pejuang untuk melawan Covid-19, hal tersebut selalu di ucapkan kepada mahasiwa dalam teleconferen. 

"Kalau dulu petani membajak sawah dengan alat tradisional butuh waktu 5 sampai 6 hari per ha. Dengan memanfaatkan teknologi, seperti traktor, petani hanya butuh waktu 3 jam per ha,” ujarnya. Dengan begitu, penggunaan Alsintan dapat membuat aktivitas pertanian menjadi 40 persen lebih efisien dan efektif. (drea)